64% orang mengaku pernah gagal menikah. Merekayang mengalami pembatalan pernikahan ini tentunya merasa sedih, kecewa danterpuruk.
Marsha salah satu wanita yang batal menikahpada 2006 lalu. Ia batal naik pelaminan dengan Dion, setelah pria tersebutmendadak membatalkan rencana pernikahan mereka enam bulan sebelum hari-H.
"Gue sedih, shock, ya segala macam.Apalagi gue tahu ternyata dia putus karena mau balikan dan nikah samamantannya," ujar Marsha seorang pegawai di perusahaan yang bergerak didunia pendidikan itu saat berbincang dengan wolipop.
Marsha semakin sedih karena persiapanpernikahannya sudah cukup jauh dilakukan. Dia dan Dion sudah memesan gedung danakan membuat baju pengantin. Mereka juga tengah melakukan survei catering dantelah membeli seperangkat tempat tidur.
Perasaan serupa dirasakan Koko yang pernahmengalami dua kali gagal menikah. Saat pertama kali gagal menikah pada Mei 2006dia merasa sedih dan kecewa. Baginya kekasihnya tersebut adalah wanita pertamayang ia ajak untuk menikah dan membina hubungan serius.
Kekecewaannya semakin mendalam saat tahuternyata kekasihnya saat itu ternyata membatalkan pernikahan karena sudahdijodohkan orangtuanya. "Gue sedih lah, kaget, soalnya dia bilang udahdijodohin dari kecil dan itu amanat dari almarhum ayahnya," tutur Kokoyang bekerja sebagai konsultan keuangan itu.
Kegagalan menikah kembali dialaminya padaJanuari 2012 lalu. Namun perasaannya tidak terlalu sedih karena sebelumnyasudah mengalami hal serupa. Batalnya pernikahan tersebut juga sesuaikesepakatan dia dan mantan kekasihnya.
Dua kali gagal menikah, apa saja yangdilakukan Koko untuk mengatasi perasaan kecewanya? Pria 32 tahun itu mencobaintrospeksi diri. Dia juga memilih menghabiskan waktu dengan banyak bertemuteman-temannya, travelling dan touring yang memang menjadi hobinya.
Kejadian batal menikah itu juga jadi pelajaranberarti untuk Koko. "Sekarang ketika ketemu seseorang yang baru berusahalebih fleksibel, lebih memahami sifat si ceweknya, nggak terlalu saklek. Lebihjaga emosi. Cari yang benar-benar satu visi," urainya.
Sementara Marsha, untungnya dia bisa cepatmenemukan cinta baru dalam hidupnya. Sehingga dia tidak terlalu lama tenggelamdalam kesedihan. "Buat ngatasinnya, gue butuh orang yang bisa bikin gueketawa, ya at least untuk ngalihin perasaan sedih. Untungnya sih dua bulansetelah pembatalan itu gue ketemu orang baru," jelasnya.
Hubungan dengan kekasih barunya itu berjalanselama setahun. Mereka kemudian putus karena merasa terlalu banyak perbedaan.Kini Marsha tengah menjalin asmara dengan seorang pria berusia 10 tahun lebihmuda darinya. "Kita punya tujuan hidup yang sama. Ke depannya kayak apa?We'll see. Yang penting sekarang gue happy," ujarnya.
Menurut psikolog Ratih Ibrahim, peristiwagagal menikah ini memang pastinya akan membuat orang merasa malu dan kecewa.Namun jangan sampai perasaan tersebut membuat Anda berlarut-larut terpuruk.
"Pikirin aja, mungkin ini adalah caraTuhan untuk menyelamatkan hidupmu di masa depan. Mikirnya gitu. Everything isabout your mindset. Kan tinggal dibuktiin siapa nih yang sial, dia apa gue?Jadi elo move on," jelasnya.
sumber : wolipop