Gedung dan katering sudah dipesan, daftar tamusudah dibuat, baju pengantin tinggal fitting terakhir, undangan pun sudahdicetak dan siap disebar. Perjalanan menuju pelaminan tinggal selangkah lagi,namun di tengah persiapan, salah satu pihak membatalkan hari penting yang sudahditunggu-tunggu itu. Apa yang salah?
Bukan jodoh, mungkin menjadi jawaban palingumum yang bisa terlontar. Tapi tak ada asap, tak akan ada api. Banyak faktoryang menyebabkan sepasang calon pengantin membatalkan pernikahan di saat-saatterakhir. Psikolog Ratih Ibrahim memaparkan beberapa penyebabnya.
1. Ketakutan
Ketakutan akan memasuki tahapan hidup yangsama sekali berbeda dengan kehidupan sebelumnya menjadi salah satu faktor. Halitu karena secara mental sang calon pengantin belum terlalu siap, namun tak adakeberanian untuk mengungkapkannya di awal. Sehingga saat mendekati hari 'H'ketakutan itu memuncak dan akhirnya terjadilah pembatalan pernikahan.
2. Ada Keraguan di Saat-saat Terakhir
"Bisa juga di saat terakhir dia barumerasa nggak sreg, bukan pada pernikahan tapi sama pasangannya. Lho, kemarin kemana aja? Mungkin pada saat pacaran memang dia berproses tapi masih mikir,'kayaknya bisa deh'," tutur Ratih saat berbincang dengan wolipop dikantornya, di Rukan Aries Niaga Jl. Taman Aries, Jakarta Barat.
Menurut psikolog lulusan Universitas Indonesiaini, semakin mendekati hari 'H' biasanya rasa tidak 'sreg' itu semakin kuat.Sang calon pengantin semakin merasa kalau pasangannya selama ini bukanlah orangyang tepat untuknya. Hal itu bisa terjadi bahkan pada pasangan yang telahmenjalin hubungan asmara cukup lama, misalnya lebih dari lima tahun. Ratihberpendapat itu hal yang sangat manusiawi. Ia menuturkan banyak juga pasanganyang akhirnya menikah walau belum merasa mantap karena berbagai pertimbangan.Baik itu tekanan sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
"Apakah pernikahan yang akhirnyadipaksakan itu berjalan dengan baik? Belum tentu juga," tegas ibu dua anakyang menjabat sebagai presiden direktur Personal Growth Counseling andDevelopment Center ini.
3. Faktor Sosial
Gagal menikah, bisa juga karena status sosialpasangan yang tidak satu level, perbedaan budaya atau permusuhan antar keluargamasing-masing pasangan. Perbedaan etnis dan agama juga jadi faktor penyebabbatalnya pernikahan.
"Sudah tahu beda suku atau agama, pertamakayaknya bisa nih (dijalankan), tapi baru tahu ternyata emang nggak siap. Atauternyata makin dekat dia ternyata nggak cocok. Ada hal-hal yang terjadi alongthe way menuju pernikahan. Jadi emang secara sosial nggak siap aja," tuturibu dua anak ini.
4. Tidak Cukup Ada Rasa Cinta
"Rasa tidak sreg itu bisa terjadinyabukan tiba-tiba. Tapi keberaniannya untuk memutuskan untuk tidak jadi menikahmunculnya belakangan. Makin lama makin kuat dorongannya," terang Ratih.
Menyadari ternyata tidak ada cukup rasa cintajelang minggu atau bulan-bulan terakhir menjelang menikah juga bisa menjadisalah satu faktirnya. Selama ini yang diperhatikan hanya pertimbangan logistanpa terlalu memikirkan perasaan yang sesungguhnya.
5. Kehadiran Orang Ketiga
Berdasarkan faktor keempat, dimana calonpengantin menemukan bahwa pasangan tidak cukup untuknya, kehadiran orang ketigasangat mungkin membuat rencana pernikahan akhirnya batal. Rasa yang tidak cukupkuat rentan membuat sebuah hubungan hancur.
"Dia menemukan, ternyata dia tidak cukupmencintai pasangannya. Misalnya, ada orang lain 'nyelip di tikungan' atauternyata masih ada orang ketiga, keempat, kelima," ujar Ratih.
6. Hati yang Kurang Mantap
Dilihat dari sisi psikologis, selainketidaksiapan juga ketidakmantapan. Ratih berujar, tidak mantap belum tentukarena tidak siap. Ada kesiapan secara mental, namun terdapat hal-hal yangmembuat sang calon pengantin menjadi ragu. Misalnya saja, secara finansialmaupun sosial dia merasa sudah siap. Namun ada sesuatu yang dirasa masihmengganjal.
"Bukan karena nggak siap sama kamu, tapiternyata ada ganjalan dan itu bisa macam-macam. Bisa karena ideologi, politik,bisa salah satu bisa juga kombinasi dari beberapa aspek. Bisa personal, bisainter-relational juga. Faktor lingkungan juga mempengaruhi. Banyak bangetsebabnya," ujar wanita 46 tahun ini.
sumber : wolipop